Rabu, 28 Januari 2015

BERSEMI DI BIS KOTA

Jreng...jreng..jreng
Petikan gitar pengamen jalanan yang begitu kasar membangunkan tidurku di bis antar kota. Aku sudah terbiasa mendengar petikan gitar ini, tidak selembut yang aku inginkan. Petikan yang sama untuk semua lagu. Aku merasakan demikian. Entah tak tahu bagaimana orang lain merasakannya. Mungkin sama denganku.

Terlihat dua orang pengamen berada di deret antar bangku bis. Mereka membawa gitar dan gendang kecil. Baju yang dikenakannya tampak compang camping dan kumal. Wajahnya kusam. Mungkin karena terlalu lama terkena sengatan matahari. Berbekal gitar dan gendang kecilnya mereka berduet ala penyanyi di panggung hiburan. Pengamen yang satu menyanyi lirik ini dan satunya melanjutkan lirik yang lain. Begitu seterusnya. Kudengarkan lirik demi lirik lagu yang mereka nyanyikan. Lagunya begitu menyentuh dan suara merekabegitu syahdu. Entah apa yang aku rasakan, aku benar-benar tersentuh ketika mereka menyanyikan lagu itu. Lagunya “ Zifilia, Pintu Taubat”
Bersemi Di Bis Kota - Cerpen Cinta
Begitu sedih kumendengarkannya. Apalagi yang menyanyikannya pengamen. Terasa tak sanggup kudengarkan lagu ini. Sungguh menyayat hatiku. Tak tersadar air mataku terjatuh sedikit demi sedikit. Aku sadar hidupku penuh dengan dosa. Akulah Hamba-Mu yang tak pernah luput dari dosa dan kesalahan yaa Rob. Mereka begitu merdu dalam menyanyikannya. Walaupun iringan musiknya tak selaras dengan nada lagunya. Bagiku tak masalah, yang terpenting adalah mereka mampu membawakannya dengan syahdu dan penuh haru.

Air mataku tak bisa tertahankan lagi, jatuh dan terus terjatuh. Tak perlu malu dan muna untuk mengakuinya, memang aku menangis. Aku mudah tersentuh dengan nyanyian sebuah lagu. Kupandangi kiri jalan di sebelahku lewat jendela kaca. Berharap air mata ini tak menetes lagi. Tapi, sia-sia. Selagi pengemen itu belum berhenti bernyanyi, ku tak bisa menahan derasnya air mataku.

CINTA BESEGI YANG LURUS

Wawa seorang pemuda "tambun". "Red":terserah!! Bisa postur tubuh bisa juga nama kota di bekasi. Dia berteman baik dengan once dan riko. Hmmm..ga matching ni nama sama orangnya..tanya kenapa??? Karna bukan pemberian orang tuanya tapi pemberian saya hehe tapi ga papalah sekali kali kerenan dikit.

Pada suatu hari once memperlihatkan foto seorang gadis pada wawa. Rumah gadis itu di samping rumah once. Dan entah kesambet angin apa..sepertinya sih angin cinta sepoi-sepoi..wawa seketika saat itu juga langsung jatuh cinta pada gadis yang ada di foto, padahal belum kenalan...woo pede ya wawa hehe..langsung ni wawa cari 1001 cara untuk bisa kenalan sama gadis itu dengan bantuan once dan riko tentunya.

Langkah pertama via dunia maya yaitu add facebooknya cari nama vava. Nama gadis itu vava.
“Alhamdulillah bisa temenan akhirnya sama vava. Siap siap ni online sepanjang waktu buat jaga jaga kalau vava online bisa spek spek..”aelaaahh..tiap liat beranda yang di liat hanya nama vava yang lain di lewatin..ga penting..saat ini yang terpenting cuma vava. Kalau ga ada nama vava di beranda langsung menuju profilnya..
”hmm ga ada aktivitas juga...” batin wawa. Dia pun tetap rajin rajin buka facebook, maklum facebooker. Eits....update status juga akhirnya, langsung pantengin dalam-dalam.
"laper jadi pengen makan sate..2.30WIB via blackberry"
Wawa yang stand by di facebook langsung ambil langkah 1000 ngajak once dan riko..kemana??? beli sate buat vava. Langsung wawa telpon once
“nce temenin gue yuk”
“kemana??”
“beli sate”
“Whhaatttttttt...malem-malem gini yang bener aja tar kalo ketemu Suzana yang beli sate juga gimana??..*Bang sate 200 tusuk bang*..kan serem”
“Ga bakalan!! tar gue yang ngadepin kalo ada”
“buat apaan sih??”
“buat vava”
“emang dia minta”
“ga sih...inisiatif gue aja baca dari status fbnya”
“zzzz Dezzziggg...sebaiknya jangan!! ga sopan malem-malem gini bertamu...apa kata pak ustad nanti”
“tapi ga bisa tidur ni gue inget vava mulu”
“ya udah lo beliin satenya dalam mimpi aja trus anterin ke rumahnya sekalian ngelamar dia..dengan gitu pasti lo pengen tidur kan biar bisa mimpi”
“boleh juga ide lo..ya udah gue mau tidur ah biar bisa mimpiin vava..doain lamaran gue di terima ya *dalam mimpi*”
“oke sob..good luck ya”

GOMBAL VS GALAU

Gombal VS Galau
“Bunda, Melia berangkat dulu ya” (beranjak dari teras langsung berjalan mencari Bunda untuk pamit dan mencium tangannya) ribet nggak dibayangin? Intinya begitulah.
“Iya, sering-sering berangkat pagi Mel” kata Bunda sambil melihatku menuju motor.
“Jamnya tadi mati Bun, Melia kira udah telat” jawabku sambil menoleh kepada Bunda
“ohh…jangan dibelikan baterai ya Mel! Biar kamu berangkat pagi terus” kata Bunda sambil tersenyum. “yahh….itu sih efek 2M bun” Jawabku sambil nyengir. “apa lagi tuh kepanjangannya Mel?” Tanya Bunda penasaran. “makan dan mandinya Melia ‘kan lemot, Bun” Jawabku polos. “hahaha…..kamu sadar sendiri, ya sudah berangkat sana” jawab Bunda dengan ketawa kecilnya. “Siap Bunda!” Jawabku.

***
Setelah sampai disekolah, suasana yang sangat jarang aku temui. Para siswa masih bisa dihitung dengan jari telunjukku alias belum ramai. Selama perjalanan ke kelas, aku asyik mendengarkan lagu Bondan Prakoso disusul Jamrud pada I-podku. Semakin dekat dengan kelas, dari celah jendela terlihat Vita teman sekelasku sedang sibuk piket kelas hari ini.
“Selamat pagi, Vita” Sapaku dengan senyum merekah. “Tumben berangkat jam segini, Mel” Kata Vita sambil nyengir. “Yahhh…..jawab sapaku dulu kek” kataku dengan nada kesal. “Uppss….Sorry! Good Morning Melia” jawab Vita dengan gaya Britishnya. “haduuhh…..Vita, Vita….turun pamor kalau kamu ngomong English. Bedo’ Jawamu itu lohh masih kental banget. Whuahahaha” Ledekku pada Vita. “yahh…terserah kamu saja Mel.” Jawab Vita dengan nada kesal.
Jam terus berputar! uppss…..maksudku waktu terus berputar. Semakin lama, semakin banyak kaki yang berjalan menuju kelas masing-masing untuk menimba ilmu (bukan menimba air ya! Itu beda lagi). Sementara aku sangat menikmati pemandangan disekitar sekolah yang penuh penghijauan sambil duduk di depan kelas dan sibuk mengutak-atik I-podku.

ABANG BARU JADIAN BERKAT GUE

Abang Baru Jadian Berkat Gue
“Sebenernya gue itu sayang banget ama dia dek, tapi dia itu lain dari kebanyakan cewe yang gue kenal sebelumnya !” Abang gue curhat ke gue . Dengan simple gue jawab “Emang, lo pernah gitu kenal ama cewe?”Langsung cekakakan sendiri. Dan tanpa isyarat satu jitakan pun melayang di kepala sebelah kiri gue. Gue meringis tapi si abang malah senyum mesum . Gak lama gue dapet ide,*Cling* “Gue bakalan teriak biar kuping lo diciwir ama si mama. Liat aja!” ucap gue dalam hati. Sebelum mulut gue mangap dikit, langsung dengan serangan cepat tangannya yang bau asem itu ngebungkem mulut sampe hidung gue. Karna gedenya tangannya abang . Dengan sengaja dan mata yang berbinar karna merasa ada peluang buat bangkit dan ngelepasin tangannya , gue putusin buat cubit perutnya. Sontak, abang ngejerit dan bikin serumah jadi rusuh.
Abang Baru Jadian Berkat Gue - Cerpen Lucu
Waktu gue pulang sekolah, baru aja naroh tas di sofa . Si abang udh teriak-teriak. Gak mau kalah gue nyahutinnya juga sambil teriak, tanpa sadar anak tante gue yang masih berumur 10 bulan lagi tidur dan kaget denger teriakan gue yang super duper gak normal. Alhasil menangislah , dan akhirnya gue disuruh bikin tuh adek sampe diem lagi . Gue cuma bisa mendehem dan ngomel dalam hati .

Kesialan gue gak berhenti disitu, agak siangan gue mencoba buat ngisi perut sama hotdog karna gue merasa habis kerja rodi bikin si adek tidur lagi . Gak tau kenapa apa mungkin gue lagi laper banget atau gimana gue gak sadar kalo yang gua ambil itu bukan sambal tomat, tapi sambal extra pedas. Malang tak dapat ditolak, akhirnya gue kepedesan , dan saat si abang tau , dia malah tersenyum jahat dan bikin gue makin pedes. Gue berencana balas dendam tapi entah mengapa Dewa Neptunus seakan terus ngejagain dia . Huh!

SILAU MAN

Si mami nggak langsung merespon, hanya bibirnya saja yang terus senyum-senyum aneh, tapi nggak lama karena setelah itu anaknya laki-lakinya itu langsung melotot tajam waktu ngelihat maminya hendak tertawa.
”Mamiiiii.... ” teriaknya marah.
”Andi, mami minta maaf deh. Habisnya cuma itu satu-satunya cara.”
”Pokoknya nggak, Andi nggak mau. Titik.” ujarnya sedikit tenang.
”Tapi kan...”
”Ahh, nggak pake tapi, nggak pake’ koma, pake’nya titik.”
Cerpen Lucu - Silau Man
Terbayang olehnya tawa ejekan dari teman-temannya nanti ketika melihat kedatangannya dengan keadaan yang memalukan seperti itu. Oh no! Batinnya menjerit.
”Aku mau jalan dulu deh, Mi.” ujar Andi akhirnya.
”Kemana?” tanya mami dengan masih menyisakan senyum di bibir.
”Ke tempat teman, mau minta saran. Andi yakin, mereka nggak mungkin setega mami, mereka nggak mungkin ketawa.” balasnya yakin seyakin-yakinnya.
”Oh.” Jawab mami singkat.
Cuma oh? Ya ampun mami, tega banget sih sama anak sendiri, bukannya dikasih dukungan, Cuma bilang oh??? Sungguh terlalu.
Dengan kesal Andi pun beranjak dari kursi, mengambil ransel kemudian tanpa cipika-cipiki doi cabut sebelum akhirnya mami memanggil dengan suara super lembut.

GELAP

Setiap malam aku selalu melihatnya berdiri di depan pintu kamarku. Terlihat bayangannya dari celah bawah pintu. Hanya diam, dia tidak melakukan apapun. Ku rasa dia sedang memperhatikanku dari lubang kunci. Melihat sampai aku lengah dan ia akan menyerangku sama dengan apa yang ia lakukan pada kedua orang tuaku. Aku hanya meringkuk di atas kasur dan menarik selimut sampai menutup kepala, terjaga hingga pagi.
“ Hei, sepertinya kau kurang tidur lagi”
“ Ya, aku memang tidak tidur sama sekali. Semalaman makhluk itu mengintaiku”
“ Makhluk itu lagi, sudah berapa kali aku bilang semua hanya khayalanmu saja”
“ Apakah kematian kedua orangtua ku juga hanya khayalan begitu?” Dengusku kesal
“ Bukan begitu maksudku tapi...hei kau mau kemana?”
Aku langsung meninggalkan Karin berjalan menuju kantin. Setiap kali aku membicarakan tentang makhluk itu Karin tidak pernah mempercayainya. Lantas pada siapa aku akan bercerita. Pada Rama ? ah tentu saja tidak. Padahal hanya dia lah satu-satuya orang yang dekat denganku.
Gelap - Cerpen Horor
Malam ini aku masuk ke kamar tepat jam 9. Aku begitu lelah, bagaimana tidak aku tidak tidur selama tiga hari berturut-turut. Makhluk itu telah membuatku tak berani untuk memejamkan mata. Ayah dan Ibu pasti merasakan juga hal yang sama sebelum kematian menjemputnya. Ku rebahkan tubuhku dan hendak memejamkan mata. Namun sekilas aku melihat bayangan di bawah pintu. Makhluk itu datang lagi. Desahan nafasnnya yang berat juga geramannya terdengar jelas dari balik pintu. Oh Tuhan sampai kapan ini akan berakhir. Apakah malam ini aku tidak tidur lagi. Aku tidak berani keluar kamar. Bahkan sekedar menelpon seseorang untuk meminta bantuan pun aku tak bisa. Aku takut ia tahu dan marah lalu menyerangku. Lagi pula siapa yang akan percaya denganku. Seperti biasa aku hanya membeku di atas kasur menunggu hingga pagi datang.

CINTAKU BERUJUNG KEMATIAN

Ku langkahkan kaki ku, menuju ruang makan. Dengan rasa kantuk yang kurasa. 
“Ayu, pergegas langkah mu. Kamu sudah mau telat” kata Ibu.
 “iya bu” jawab ku sambil menahan kantuk. 
 
Aku percepat sarapanku karna tinggal 45 menit lagi gerbang sekolah akan di tutup. 
“mah, Ayu berangkat ya.” Kataku sambil memakai sepatu. 
“iya” jawab ibu singkat lalu masuk ke kamarnya. Sekitar 30 menit ku tempuh perjalanan dari rumah menuju sekolah. Ini memang hari pertamaku sekolah di SMA ini. Sebenarnya aku pindahan dari Bali, aku pindah ke Jakarta karna, perceraian kedua org tuaku.
“maaf, mau nanya ruang kepala sekolah itu dimana yah?” tanyaku pada sekelompok perempuan cantik yg sedang bergosip. 
“di sana! Eh, lo anak baru yg di bilang pak Bambang itu ya? Pindahan dari Bali. Yang katanya menjuarai olimpiade IPA tingkat nasional itu?” kata Sintya, yg ternyata leader kelompok yg mereka namai “The Girls” itu. 
“terimakasih, hehehehe” jawabku sambil senyum. 
“aku duluan ya mau ngadep Pak KepSek” jawabku pamit. 
“silahkan” jawab Sintya.
“Murid-murid ini murid baru yg bapak ceritakan kemarin, silahkan perkenalkan nama mu nak” kata Pak Bambang dengan halus. 
“Hai semua, nama saya Ni Kade Stevina Ayu, saya biasa dipanggil Vina sama teman-teman saya. 
Saya pindahan dari 177JHS RSBI, di Bali. Terima kasih” kataku memperkenalkan diri. 
“sama-sama Vina. nah, Vina. Semoga kamu senang yah sekolah di sini. Kamu duduk sama andre ya.” Kata Pak Bambang. “ah, gamau Pak! Saya gak mau duduk sama anak kampung kayak dia!” kata Andre. Seketika perasaan ku langsung down. Dan tentunya teman-teman sekelas menertawakan ku. “kalau kamu menolak,nilai kimia kamu bapak kurangi. Dan yg berani menertawakan juga!” ancam Pak bambang. Dan akupun tertawa di daalam hati. Hihihi, makanya jangan berani menertawakan anak spt aku.

KAMAR SEBELAH !

[28 Februari 2000]
“Rafy, tolong simpan kardus-kardus ini ke kamar sebelahmu.” perintah ibu. “Siapa tahu nanti berguna,”

Aku langsung membawa setumpuk lipatan kardus itu ke kamar di sebelahku. Saat itu kami sekeluarga baru pindah, sehingga banyak barang yang harus kami tata. Untung saja rumah baru kami sangat besar dan berlantai dua, jadi kami tidak usah bersempit-sempitan lagi seperti di rumah lama.

Saat aku masuk ke ruangan di sebelah kamarku, jendela besar langsung terpampang di sana tanpa tirai. Aku bisa melihat pemandangan hutan dari sana dengan sangat jelas. Pucuk-pucuk pepohonan melambai-lambai seolah-olah mengajakku untuk pergi ke sana. Tapi memang itu keinginanku. Aku paling suka berkemah atau menjelajahi hutan yang belum kukenal. Dan untungnya, ayah mengizinkanku untuk berkemah di hutan itu.

Siang terus berlanjut. Aku bersama kakak perempuanku—Dona—tidak henti-hentinya membantu ayah dan ibu, hingga waktu senja datang menjemput kami. Setelah menutup semua tirai dan membersihkan diri, kami langsung makan malam bersama di ruang makan.
* * *

Jam menunjukkan pukul 10 malam ketika aku bergegas naik ke tempat tidur. Alunan musik rock yang datang dari kamar kakakku sangat menyiksaku saat itu. Meski kamarnya ada di bawah, namun musiknya tetap terdengar sampai ke telingaku.

Aku jadi benar-benar tidak bisa tidur.
Hingga akhirnya terdengar sebuah suara yang datang dari kamar di sebelahku. Sebuah suara yang lumayan keras, dan membuat lantai kamarku bergetar. Aku langsung bangkit dan memasang telinga baik-baik. Itu suara jendela dibanting. Tidak salah lagi. Tapi siapa yang membantingnya?

THE SIGNS OF THE DREAMS #4 : TRAGEDI DAUN BINTANG

Di tengah zaman dimana dunia sedang gencar-gencarnya membicarakan hari kiamat, seluruh rakyat Indo malah membicarakan tentang tayangan video misterius yang menghebohkan seantero tanah air baru-baru ini.
Aku pindah ke sebuah perkotaan bernama Routant Hill di Java Island bagian barat sebulan yang lalu sebelum video itu beredar. Saat itu kami sekeluarga memutuskan untuk pindah ke perkotaan terpencil itu karena masalah ekonomi. Ayahku tak sanggup lagi membiayai aku sekolah. Bahkan untuk menghidupi kami sekeluarga saja sangat sulit. Ayah memutuskan pindah ke tempat itu karena biaya hidup disana sangat murah.
Dibilang kota rasanya tidak pas karena tempat itu berada di atas bukit dan masih banyak lahan-lahan kosong seperti hutan dan ladang. Tapi dibilang desapun tidak pas karena suasana disana seperti kota. Semua bangunan dari tembok batu bata, terdapat mini market, stasiun televisi dan radio dibangun disana karena sinyal tv nasional tak sampai kesana. Mungkin sebutan perkotaan pas untuk tempat itu.
Suatu hari, ketika aku menonton salah satu berita televisi lokal disana aku terkejut tentang berita beredarnya sebuah video misterius yang diberi nama video “Hoshi” yang menggegerkan seisi kota.

Dalam rekaman video itu, ditayangkan ada sebuah perkebunan ganja yang sangat luas, dan disampingnya terdapat tentara-tentara jepang berseragam hitam yang dibantai dan mayatnya diikat pada rumpunan bambu kering lalu ditancapkan diatas lahan pertanian. Kemudian ada seorang wanita muda, wajahnya dipenuhi oleh bintik-bintik hitam dan kelihatan setengah keriput seperti terkena penyakit. Dia memakai gaun hitam dan memakai topi wanita bangsawan. Kalau dilihat dari postur tubuhnya seperti umur 20 tahun. Rambutnya hitam kecoklatan bergelombang. Dia tersenyum saat dirinya direkam dalam kamera video. Dia berjalan ke perkebunan ganja tersebut, memetik sehelai daun ganja, menciumnya dan melemparkannya ke udara.
Ladang ganja itu sangat luas. Tampak seperti surga bagi para penikmatnya. Aku sangat terkejut saat melihat video itu dan mungkin seluruh wargapun terkejut. Bagaimana mungkin di Indo ada ladang ganja seluas lebih dari sepuluh lapangan sepak bola seperti itu.
Dalam tayangan video berdurasi 10 menit tersebut, aku merasakan kengerian yang amat sangat. Terasa aura yang sangat ganas dan mencekam dari video itu.
Pembawa acara berita tersebut menuturkan bahwa video itu bukanlah direkam di Indo. Karena di Indo tidak ada tempat seperti itu. Bila ada ladang ganja seluas itu pasti pemerintah telah mengetahuinya. Lagi pula setelah ditelusuri ternyata wanita dalam video itu adalah seorang warga Malaysia. Namanya Pnom Venom. Dia telah meninggal sebelas tahun yang lalu akibat kanker kulit yang menyerang wajahnya.
Aku dan orang tuaku tinggal di sebuah rumah yang berada di persimpangan jalan ujung dari Routant Hill. Siang yang teduh itu aku putuskan untuk berjalan-jalan. Satu-satunya barang berhargaku adalah ponsel Nokia 6600 yang sedang aku genggam ini. Aku mempertahankannya agar tidak dijual ayahku. Aku berjalan menyusuri jalanan lengang tanpa kendaraan. Aku potret bangunan-bangunan tua disana dengan ponselku tersebut.
Tak terasa aku sudah berjalan cukup jauh dari rumahku. Aku melihat sebuah jalan yang menikung ke bawah bukit. Menurut seorang pria yang sedang menggendong anaknya mengatakan jalan tersebut menuju ke sebuah gereja tua yang berada jauh di kaki bukit.

GADIS AKASIA

Hong Kong, 1999
Jun Liang, adalah seorang remaja kelahiran Daratan Tiongkok yang baru berusia 15 tahun. Dalam usianya yang masih relatif muda itu, dia sudah harus ikut ayahnya, Guan Cheng, merantau ke Hong Kong. Guan Cheng dulunya adalah seorang buruh di negaranya sendiri, sebuah pekerjaan yang sudah ditekuninya bertahun-tahun sejak dia menikah dengan istrinya yang sudah meninggal 13 tahun silam. Dari pernikahan mereka, lahirlah satu-satunya anak mereka, Jun Liang. Kala itu Jun Liang masih berumur 2 tahun ketika istrinya meninggal.

Tekanan ekonomi yang berat di Tiongkok membuat Guan Cheng harus berencana untuk lebih baik lagi dalam menjalani masa depannya. Di tahun 1999, dia pun nekat merantau ke Hong Kong yang masih menjadi kolonial Inggris itu. Di sana, Guan Cheng menemui seorang teman masa kecilnya yang bersedia meminjamkan sejumlah uang kepadanya untuk dipergunakan sebagai modal berjualan buah-buahan segar di pinggir jalan. Mau tidak mau Jun Liang harus melanjutkan sekolahnya di sebuah SMA di kawasan Tsuen Wan.
 
Gadis Akasia
Sebagai seorang yang berasal dari kampung dan dengan logat Mandarin yang sangat kental, sudah dapat ditebak kalau Jun Liang akan tampil berbeda dengan teman-teman sekolahnya yang baru. Namun perbedaan tersebut tidaklah membuat Jun Liang bangga, sebaliknya dia harus mulai menjalani hari demi hari yang penuh dengan gangguan dari teman-temannya.

ARDHI DI MATA LEA DAN ARDHI DI HATI LIA

Hari ini ultah adikku Lea dan Lia peri cantik yang di ciptakan tuhan untuk ku, ayah dan ibu. Aku tak pernah melihat peri kecilku dari kekurangan mereka meski ku sadar sewaktu-waktu salah satu dari mereka akan meninggalkan kami. Saat itu usiaku terlalu kecil untuk mengetahui kesedihan orang tuaku dan aku juga terlalu larut gembira melihat adikku yang terlahir kembar. Usiaku saat itu 6 tahun, saat ku di jemput pulang sekolah oleh ayah untuk segera ke rumah sakit karena adik kembarku telah lahir. Aku melompat kegirangan akhirnya adikku lahir. Tak sabar rasanya tuk segera sampai dan melihat adik-adikku. Tapi setelah sampai aku tak menemui adikku di kamar ibuku. Aku pun menanyakan kepada ayah dimana adikku. Lalu ayah mengajakku ku suatu ruangan tempat adik-adikku tertidur lelap di dalam sebuah tempat tidur yang bagiku hebat karena semuanya di tutup oleh kaca dan mereka punya tempat tidur sendiri-sendiri dengan cahaya lampu di dalamnya.
“Adik Ardhi ada dua ya, Yah. Lalu siapa yah namanya? Oh iya yah kok adik punya tempat tidur sendiri-sendiri di sini bukannya kemarin ayah hanya beli satu. Ayo yah kita ajak adik pulang. Aku tak sabar ingin bermain bersama mereka.”
“Kamu ingin kasih nama mereka siapa?”
“Aku ingin kasih nama Zahra yah, kata ibu guru Zahra itu artinya bunga. Kan mereka perempuan jadi biar cantik seperti bunga. Boleh ya yah! Tapi yah, adik Ardhi kan ada dua lalu satunya namanya siapa?”
Cerpen Motivasi Pendidikan - Ardhi Di Mata Lea dan Ardhi Di Hati Lia
Ayah hanya tersenyum mendengar nama yang aku beri untuk peri cantikku itu. Lalu ayah memberi nama depan adik-adikku dengan nama Zahra. Zahra Aleea dan Zahra Aliya ya itulah nama kedua adik kembarku. Aku setuju dengan nama indah itu.

MY SISTER ROSE

Malam yang beku nan dingin dengan auman angin yang bersuara. Kakak mawarku yang kini terbendung kerinduan yang sangat mendalam kepada orang-orang tercintanya. Kini ia tinggal bersama saudara yang berjasa kepadanya.“ Kapankah aku bisa bebas dengan cerita dunia ini” bisiknya.

2 tahun yang dulu, kakak mawarku masih sebagai mahasiswa di kampus kota malang, dengan membuka usaha kecilnya untuk membiayai kuliahnya. Di hari minggu itu kakak mawarku pulang ke rumah dengan membawa tugas-tugas skripsi kuliahnya yang begitu cetar banyaknya. Haha,, sangking banyaknya, kakak mawarku baru nyampek rumah saja sudah langsung tepar di lembutnya sang kasur. Malam itu aku selalu senang dengan kedatangan kakak mawarku yang membuat beribu cerita yang menerjangnya di luar sana. Di kamar tengah dinginnya malam,,aku selalu kepo dengan kakak. Begitu banyak kekepoan ku padanya sehingga aku bertanya ceplas ceplos se enaknya, haahah… Pertanyaan pertama ku pun terlontarkan mulutku “ mbak, samean di malang gimana kabarnya” kakak mawarku pun menjawab “ alhamdulillah dek baik-baik, aku disana yah juga buka usaha kecil dek buat biaya in kuliahku. Aku juga mau membantu meringani ibuk sama ayah dek. Kamu juga coba untuk mulai sekarang usaha. Wokeh bro” dengan menepuk punggungku. “hahah,,, wokeh mbak bro. tapi bagaimana aku bisa yaah??” semakin muncaknya kepo ku ini. Karena kakak mawarku baru pulang ia pun ketiduran di waktu aku sedang kepo keponya. “ lhe… mbak kok di tinggal tidur?? Aku semakin gentayangan mbak bro, kalok kepoku masih belum ada jalan exitnya. Mbak..” aku pun menggoyah goyahkan badan kakak mawarku.
My Sister Rose
Dan malam itu pun kepoku menjadi gentayangan di dunia ku,, bagaimana aku bisa seperti kakak yang begitu bertahannya dengan berbagai cobaan yang dia hadapi. Jam waktu berputar dengan cepat,, aku malah tak bisa meng close mataku, aku selalu berthink,, apa yang bisa kulakukan untuk melangkah maju dengan benar,, no wrong. Jam 12 malam pun menandakan aku telah terbawa lembutnya selimut . akhirnya aku bisa sleep dengan nyenyak, hahahh.

DREAM OF SPRING

“Hapuskan semua asa, tak akan ada lagi tangis, tak ada gundah. Setangkai sakura membuat semuanya berevolusi. Ku tembus medan itu, tak ku lepas sebutir pasir. Disinilah aku berdiri, kan menggenggam dunia. Karena dirimu aku bermimpi, karena dirimu aku berharap. Dan Karena itu, ku percaya akan keajaiban …”
Laras Hawaning Kinasih

Derai keringat membasahi sekujur tubuhnya yang mungil. Wajah dan kulit yang semula putih, kini memerah merona karena matahari. Celoteh tak kunjung reda, lengkap sudah penderitaan seorang siswa baru di masa MOS. Rica Rechahel, siswa kelas X baru yang sedang melakukan MOS bersama teman-teman sebayanya di SMA Indonesia International High School Bandung. Gadis dengan postur yang ideal, berambut panjang, hitam, dan lurus yang memiliki kulit putih dan bola mata yang sangat indah, menjadi pelengkap kecantikannya. Kini ia harus melalui masa-masa untuk menguji kesiapan mental memasuki masa SMA. Dia sikapi keadaan ini dengan tegas dan semangat.
“kak, saya.. .sa..ya Oc..Ocha … sudah se..le..saai kak la.rih..nyah.. “ ucapnya mendekati Silvi anggota osis siswa kelas IIXmodel1 dengan nada tersengal-sengal, serasa nafasnya berhenti sejenak, sehingga untuk mengeluarkan kata-kata pun menjadi sangat sulit. Tubuhnya serasa seperti sedang mandi air panas, keringatnya terasa panas di sekujur tubuhnya.

Dream Of Spring
Silvi memandang Ocha dari ujung kaki hingga ujung rambut.
“Siapa nama lo?!” ujarnya.
“Oc…Oc.. arrg, Oc..cha kak.” Jawabnya tersenggal.
“LENGKAP!” bentaknya sembari berdiri. Sontak Ocha terkejut mendengar bentakannya, seketika itu dia menjawab dengan tegas dan jelas.
“Rica Rechahel kaaaak!” teriaknya sembari berdiri tegap.
“gitu dong, jangan sok lemes!” ujarnya sembari mendorong bahu Ocha.
“maaf kak.” Ucap Ocha sembari menunduk.
“eh, jangan anggap lo bisa seenaknya setelah masuk sini. Barusan, lo udah buat kesalahan, mau hukuman tambahan lagi?” tanya Nora sahabat Silvi.
“eng, enggak kak.”
“yang teges dong OCHA!” lanjutnya.

JANGAN MELIIHAT BUKU DARI SAMPULNYA

Hi.. perkenalkan, namaku Mahendra Sanjaya. Teman-teman biasa memanggilku Jaya. Aku suka fotografi dan menulis, terutama menulis cerpen. Menulis adalah hobiku sejak duduk di bangku sekolah dasar. Kali ini aku ingin menulis cerita yang berbeda dari yang lain. Aku ingin sekali membuktikan ungkapan “Don’t judge the book by the cover”. Cara pandang seseorang terhadap sesuatu bukan hanya dari luarnya saja tapi dari dalamnya juga teruatama hati.

Aku penasaran dengan teman kelasku yang bernama Dian. Bukan Dian Sastro Wardhoyo lhoo yaa. Ia sering diejek teman sekelas. Katanya sih wajahnya yang gak cantik, kulitnya item dan paling “iyuuuuh” deh seantero sekolah. Padahal kan cantik itu relatif. Setiap kali aku ingin bicara dengannya, ia malah cuek.
“Ian, nanti latihan Pramukanya jam berapa?”, aku mencoba akrab dengannya.
“Jam 4 sore”, jawabnya dengan ketus.
“Jawabnya kok gitu sih Ian?”
“Kamu juga sama kan dengan yang lainnya. Hanya ingin mengejek wajah buruk ku. Jangan sok akrab deh. Maaf”, sambil melangkah menjauhiku.
“Padahal aku ingin membuktikan sesuatu pada dunia tentang tak penting wajah cantik itu. Yang paling penting adalah kecantikan hatinya”, kataku dalam hati.
Jangan Melihat Buku Dari Sampulnya
Entah apa yang membuatku penasaran dengan Dian, kulihat wajah dan matanya menyimpan kebaikan. Beda dengan yang lain. Aku ingin membuat cerpen tentangnya. Sering kulihat kalau Dian diolok-olok cewek-cewek super nakal nan menyebalkan, sok cantik, sok rajin, sok gaullah. Namun kali ini sudah sangat keterlaluan ucapan mereka. Aku beranikan diri mencoba mendekati kerumunan menyebalkan itu.
“Enggak ada kerjaan lain apa? Selain mengejek orang? Ngaca dulu dong sebelum menilai orang lain, belum tentu kalian lebih baik dari orang yang kalian ejek”

KENALI LEBIH DEKAT

Petang telah tiba, Banu hendak melesat pergi menjauhi tempat peperangan. Kini telah berada di ujung tanduk, saatnya melayang-layangkan renungan pikiran menuju tempat peperangan yang lebih besar, dengan memiliki berbagai musuh yang bersenjata lengkap. Cukup rumit bayangan itu, ujar Banu dalam hati. Kedudukan yang tak pantas, pakaian kusut, sepatu menongol ibu dari jarinya, dan rumah kayu yang jadi tempat meneduhnya bersama neneknya yang telah tua. Semua itu tak membuat Banu minder akan keberadaannya. Bergaul dan bersahabat itu keahlian Banu. Walaupun, Banu menyenangi mata pelajaran Biologi, tak luput dalam kehidupan sesaatnya pandai dalam sosiologinya.

Senja buta, tibalah Banu di rumah. Tok.tok.tok Assalamualaikum. Dibukalah pintu itu.
“Banu baru pulang?” dengan wajah cemas nenek bertanya, karena ini pertama kalinya Banu pulang malam hari.
“Iya nek. Tadi di tempat pertempuran, diselesaikan secara tuntas, karena lusa harus siap bertempur dengan musuh-musuh yang datang dari pemerintah dengan sederetan alpabet beserta pungtuasinya yang terkenal menakutkan (tanda tanya ataupun tanda seru).” Jawab Banu kepada nenek.
“Nek, nek, nek?” tanya berulang Banu kepada neneknya.
“Iya apa Banu?” jawab nenek dengan tersenyum.
“Begini nek, tempat pertempuran Banu hampir usai, Banu ingin melanjukkan peperangan yang lebih hebat lagi, dan lebih dasyat lagi nek, dengan musuh-musuh dari penjuru dunia dengan peralatan-peralatan hebat untuk berperang. Biar Banu memakai bambu runcing untuk berperang, Banu tak kan menyerah dan tak akan kalah.” Penjelasan Banu dengan kegigihan menjawabnya.

Senin, 26 Januari 2015

I'LL WAITING FOR YOU

Aku mengenakan sebuah gaun berwarna coklat selutut dengan sebuah syal melingkari leherku. Dengan cepat aku mengambil tas dan payung transparanku keluar kamar asramaku. Di luar hujan sangat deras. Aku membuka payung dan berlari keluar untuk mencari taksi. Hari ini aku akan menemui seseorang di sebuah bandara, seseorang yang belum pernah kutemui sebelumnya. Aku mengenalnya melalui situs jejaring sosial. Dia pria yang menyenagkan, umurnya 26 tahun, 5 tahun di atasku. Sayangnya ia tidak pernah memasang foto dirinya di sana dan menurut khayalanku, ia adalah seorang pria yang tampan, tinggi, dan putih, mengingat bahwa ia mengaku dirinya adalah keturunan chinese, sama denganku.

Setelah kurang lebih satu tahun aku mengenalnya, aku merasa aku mulai menyukainya, bahkan bisa dibilang aku jatuh cinta padanya. Konyol, memang, tapi aku tau hatiku tidak pernah berbohong. Kami tinggal di kota yang sama, tapi aku tidak pernah sekalipun menerima ajakannya untuk bertemu. Aku takut kecewa, takut bila semuanya tidak sesuai dengan harapanku, takut dia juga tidak menyukaiku dan hubungan kami akan kandas begitu saja. Dia memaklumi alasanku untuk tidak menemuinya. Aku senang ia mau memahamiku.
I'll Waiting For You
Namun kemarin saat kami sedang mengobrol di chatting, kabar buruk itu datang secara mendadak. Pria itu bilang bahwa ia akan keluar negeri untuk waktu yang lumayan lama dan kemungkinan kami untuk sering ngobrol pun akan berkurang. Aku sedih sekali mendengarnya, aku ingin sekali bertemu dengannya untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Oleh karena itulah aku memutuskan untuk menyusulnya ke bandara hari ini. Aku juga sudah memberitahunya hal ini dan ia sangat antusias dengan keputusanku ini.

Sialnya hari ini aku bangun kesiangan. Pesawat akan berangkat pukul 11 dan aku baru bangun pukul 10. Dengan cepat aku mandi, mungkin mandi tercepat yang pernah kulakukan dan langsung berangkat ke bandara. Dan di sinilah aku berada, di dalam taksi yang tengah melewati jalanan yang ramai menuju bandara. Hatiku sangat gelisah. Aku terus saja memandangi jam tangan, sebentar lagi pukul 11 dan aku masih setengah perjalanan.

PENGINGAT MASA LALUKU

Malam itu dingin banget, aku dan riko pacarku,. Lagi nongkrong di taman. Aku lagi asyik-asyiknya menatap bintang-bintang yang indah pada malam itu.
‘’Bintang itu, nggak ada artinya tanpa cahayanya. sama seperti kamu percuma klo tanpa cintamu.’’ Kata riko menyindirku.
‘’nggak kok aku tuhh cinta ma kamu masa aku seperti bintang yg tanpa cahaya.’’ Kata aku.
‘’oh baguslah.’’ Tambah riko.
Tampaknya,riko tuhh merasa klo aku tuhh nggak suka ma dia, karna aku tuhh kurang perhatian lah, kurang peduli lah, apa lahh..!! Huufft ._.

Pagi itu tampak mendung, kayaknya mau hujan. Aku pun bergegas buru-buru menuju ke sekolah. Hari itu aku perginya jalan kaki, tanpa ada yang menemaniku. Ditengah jalan, tiba-tiba turun kedinginan. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang menghampiriku, aku tak tahu dia siapa. Dia memayungiku. Sejenak ku menatap dirinya, Entah kenapa ... Hatiku jadi kacau balau tak menentu, yang ada dipikiranku tuh langsung buyar..
‘’Dek, nih saya pinjamkan payung, supaya kamu gak basah sampai di sekolah.’’ Kata pemuda itu ramah.
aku menerimanya & aku tak menjawab apa-apa. Aku pun langsung lari sekencang-kencangnya menuju ke skolah ...
Pengingat Masa Laluku
Hujan udah lumayan reda ...
Di jalan, tiba-tiba aku berfikir dia tuhh mirip sosok seorang yg pernah singgah di hatiku, yaitu Rifki. Sudah 3 tahun lamanya Rifki menghilang entah kemana. Hatiku mulai tak karuan, mengingat sosok seorang seperti dia. Karna aku dan rifki pernah buat janji bahwa ‘ selamanya akan slalu bersama-sama dan tidak akan pernah pisah satu sama lain.’ Tapi .... Cuma bisa jadi ‘false promise’ !!

CINTA BERSEMI DI PUTIH ABU-ABU

Pada suatu hari ada seorang remaja berusia 16 tahun , bernama Azkia ia duduk di bangku kelas 10 SMA, ketika ia sedang diperjalanan menuju ke sekolah ia mendapatkan teman baru bernama Ira, Ira adalah anak kelas10.B, sedangkan , Azkia anak kelas 10.D. Ketika sampai di sekolah ia dan Ira menuju kelas 10.B dulu , yaitu kelasnya Ira. Seiring berjalannya waktu sekarang sudah semester2 , kebetulan exkul Azkia dan Ira sama yaitu PMR dan Ira mengenalkan temannya yang ikut exkul PMR juga kepada Azkia , yaitu Lia , mereka pun ikut lomba PMR di SMAN21, mereka sebagai PK ( Pertolongan Keluarga ) , hasil pengumuman pun sudah tiba ternyata mereka kalah tapi tidak apa – apa karena mereka baru pertama kali ikut lomba PMR oy David juga mengikuti lomba PMR tetapi ia sebagai tandu, David adalah seorang cowok yang Azkia sukai.

Ujian Kenaikan Kelas pun sudah tiba hari ini adalah hari pertama UKK lumayan susah sih tapi harus tetap bisa mengerjakan soal.
Cinta Bersemi di Putih Abu-abu
Hari terakhir UKK pun sudah tiba, pulang sekolah Azkia, Ira, dan Lia jalan – jalan bersama ke TMII (Taman Mini Indonesia Indah) untuk menghilangkan stress setelah UKK, dan sekaligus perpisahan dengan Ira, tapi tentu saja mereka minta izin orang tua dulu dan juga ganti baju,
Hari ini adalah hari yang ditunggu – tunggu yaitu adalah hari pengambilan raport UKK dan ternyata Azkia naik kelas , lia , Ira dan David juga. Tapi Ira pindah ke Lombok karna ayahnya bekerja di sana.
Besok adalah hari pertama masuk kelas 11, setiba di sekolah Azkia langsung mencari cari namanya di kertas yang di tempel di kelas – kelas , ia mencari di kelas 11.C, 11.D dan 11.E tapi tidak ada namanya ternyata ia mendapatkan kelas 11.F yaitu kelas terakhir ia sangat terkejut padahal di semester 2 ia mendapatkan rangking 10 besar, tapi yasudahlah dan ia pun membaca nama – nama anak kelas 11.F ia terkejut karena ada nama David abidya yaitu cowok yang ia sukai dari kelas 10 sampai kelas 11 , ia pun senang karena bisa satu kelas dengan David, walaupun mereka duduknya berjauhan .

YOU ARE

Sepulang UTS, dua bulan yang lalu saat semuanya bermula…
Silla memarkirkan motornya di emperan warung. Sedangkan aku hanya bersungut-sungut, tadi Silla mohon-mohon supaya aku ikut dengannya dari sekolah. Entah apa yang ia lakukan, padahal aku ingin istirahat. Terus sorenya belajar buat besok lagi.
“Sil, Lo kesini ngapain sih?”
“Lihat aja deh kak” katanya.
“Tapi Sil” kataku. “Kok ada anak angkatan gue, sendirian lagi” tanyaku sedikit takut melihat anak cowok yang sedang memainkan sesuatu.

Silla terlihat malu-malu, “Aku mau ngobrol sama dia kak”
“Sil??” aku terlihat shock. “Lo serius??” dan aku malu karena cowok itu menoleh!
“Hei Kak” Silla langsung menyapa cowok itu dan langsung turun dari motor dan masuk ke kedai emperan.
“Hei” balasnya. “Ini temen lo? bukannya dia anak angkatan gue ya?”
Dia tahu gue! Pikiranku tak menentu. Aku tahu sedikit cowok ini, dia biasa dipanggil Finn, kelas XI IPS 1 mantan anak X.1. Sebenarnya aku menyukai cowok ini semenjak kami masih kelas sepuluh. Namun kami tidak saling mengenal. Habis, kelas cewek-cowok terpisah sih dan sekolah mengatur hubungan cewek-cowok di sekolah dengan cukup ketat.
“He..he.. iya kak” Silla pun nyengir. “Dia kakak kelas gue dari SMP”
“Ooh..” dia meangguk dan kembali tertunduk.

HAPPY ENDING

Umur 14 tahun merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja. Pada saat inilah semua anak bakalan mengalami perubahan secara fisik maupun psikis, gak ada lagi keseriusan dalam belajar, yang ada hanyalah keinginan merasakan kebebasan dan mencari tau apa itu cinta. Pada saat ini pula rata-rata remaja bakalan merasakan kasmaran, termasuk aku.

Namaku Zahra Tania Putri, biasa dipanggil Zahra. Aku sekarang duduk dibangku kelas 3 SMP, bukannya belajar dengan serius untuk menghadapi UN aku malah sibuk memikirkan seseorang. Yuupp tentu aja yang aku pikirkan itu seorang cowok namanya Raditya Alveno biasa dipanggil Radit. Dia adalah cowok yang sejak kelas 2 SMP aku sukai. Gak tau kenapa bukannya perasaan itu semakin berkurang malah semakin bertambah.
Satu-satunya orang yang mengetahui aku mempunyai rasa sama Radit cuma Raya, Raya lah yang selalu setia mendengar celotehan ku tentang Radit. Raya adalah sahabatku sejak kelas 2 SMP. Menurutku Raya adalah cewek yang aneh, karena menurut pengakuannya gak ada cowok yang dia suka, setiap kali aku bertanya tentang itu Raya selalu bilang dengan santai "Gak Ada". Raya memang cewek yang pendiam, beda banget sama aku yang gak bisa diam karena sering nyari perhatiannya Radit.

Minggu, 25 Januari 2015

MISTERI DI BALIK KEMATIAN MIRA PART 2

Setelah maira turun dari mobil dia segera masuk ke dalam kamar nya dan di gantikan baju seragam dengan baju santai nya.
KAMU YANG NGAKU SENDIRI PERBUATAN KAMU ATAU AKU YANG BUAT KAMU MENGAKU SEMUA PERBUATAN KAMU ITU ! ! !
“Siapa sih kamu sebenar nya apa sih yang kamu mau dari aku,tolong jangan ganggu aku lagi”
Maira langsung menghapus semua tulisan yang tertulis di cermin nya,dia segera menemui mama nya di dapur.

Satu per satu anak tangga mulai dia langkah kan kaki nya di tangga,dia melihat selembar kertas yang ada di tangga,segera di ambil nya dan di baca apa tulisan nya.
“KEJAHATAN MU TAK KAN ABADI”
Maira langsung memperlihat tulisan itu kepada mama nya.
“Ma,,,,,,kita di terror lagi sama arwah nya mira ma,,,benar kana pa kata mai,dia mau balas dendam sama kita ma”
“bawa sini mama mau buang ke sampah,mama enggak percaya yang begituan”
Misteri Dibalik Kematian Mira Part 2 - Cerpen Horor
Ibu asih mengambil kertas yang ada di tangan maira dan di buang ke sampah,ibu asih melihat ada bungkusan terletak di atas tempat sampah,segera dia membuka dan melihat isi,ternyata pakaian yang di pakai sama mira waktu dia pergi ke kebun seminggu yang lalu.
“Apaan itu ma,,,”
“pakaian mira,siapa yang letak di sini hah??”
“mai enggak tau ma,jangan-jangan arwah nya mira lagi ma”
Ibu asih mulai memikirkan rencana nya yang mengenai dengan pakaian itu.
Ibu asih pun membawakan pakaian itu ke kamar nya.dan di letakkan nya di bawah ranjang.
Malam nya,maira lagi menonton di ruang tamu,tiba-tiba saja lampu mati,maira menyala kan lilin yang ada di dekat nya,dia melihat seperti ada yang menarik kaki nya,dia melihat kea rah bawa,perempuan itu memegang pisau dan ngesot di bawah kaki nya maira,tanpa berfikir panjang maira langsung lari,tetapi enggak bisa karena kaki nya di pegang sama perempuan itu.

MISTERI DI BALIK KEMATIAN MIRA PART 1

“Bagaimana kamu bisa yakin kalau yang kamu lihat itu benaran mayat nya mira,hah?”.
Perempuan setengah baya itu berdiri dari tempat duduk dan mendekati anak nya maira.Suasana di ruangan itu tegang,masih terlihat sekali dari raut wajah nya maira,perempuan setengah baya itu adalah ibu asih mama tiri nya mira sedangkan maira adalah kakak tiri nya mira.

Suara mobil terdengar jelas dari luar rumah mereka,mama tiri nya mira makin panic dengan suasana di ruangan itu.
“assalamuaa’alaikum,,,ma,,,” Maira langsung bersikap manis di depan papa tiri nya itu,di ambil nya tas yang di pegang oleh papa tiri nya dan di letak kan di atas meja tamu.papa tiri maira nama nya yanto dia adalah papa kandung nya mira,mira adalah anak satu-satu nya bapak yanto pemilik kebun teh dan kebun karet.
“loh,,,,ma,Mari kemana ma,kok seperti nya dia enggak kelihatan dari tadi”
Tiba-tiba saja suasana di ruang itu muai tegang,ibu asih mulai takut.Maira pun langsung menjawab pertanyaan papa tiri nya tadi.
“Mira belum pulang dari kebun teh pa”
Misteri Di Balik Kematian Mira Part 1 - Cerpen Horor
Ibu asih mulai membuka topik pembicaraan mengenai dengan anak tiri nya mira.Dia mulai menyusun rencana untuk memfitnah dadang sopir pribadi nya keluarga itu.
“Pa,,,mama mulai curiga deh sama sopir kita itu!”
“kenapa mama berfikiran seperti itu tentang dadang?”pak yanto menatap istri nya dalam-dalam.
Maira pun enggak mau kalah dengan mama nya dia juga ikut mengfitnah dadang sopir nya itu.
“iya pa,,,mai pun curiga juga sama dadang sejak kejadian kemarin pa,saat aku sama mira berangkat ke sekolah di jalan kami hamper ketabrak pa”.
Seperti nya rencana ibu asih dan maira untuk menyingkirkan dadang dari rumah itu berhasil,pak yanto mulai terpengaruh dan sejenak berfikir tentang apa yang di beri tahu sama istri dan anak tiri nya itu.
“sudah lah ya,,papa capek,papa mau masuk kedalam kamar dulu,kalau mira sudah pulang kasih tahu papa”

BONEKA MARIA

Tak henti gadis kecil itu berlari hingga tak sadar ia tlah melewati sbuah sungai kecil,saat ia mulai sadar melewati sungai itu tiba’ dia melihat sbuah peti kecil berwarna coklat keemasan terbawa arus sungai.Kemudian ia mncoba mengambil peti tersebut dengan tongkat.saat dia berhasil mengambil benda itu dengan penasaran di bukanya peti itu perlahan.Terlihatlah sebuah boneka lucu dan secarik kertas bertuliskan “Ajak aku’ dan gambar anak panah menuju hutan”. Tanpa berfikir lagi gadis itu segera menutup kembali peti itu dan berlari menuju tempat asalnya.
Ketika dia mulai lelah berlari, ada suara yang memanggil gadis itu “Adel...” begitulah suara itu yang menyebut nama gadis kecil itu.Di liahtnya sosok yang mendekatinya dan sambil melambaikan tangan, namun orang tersebut adalah sosok yang di kenalnya. ”Adel...kemana saja kamu aku dan joni mencarimu kemana-mana” katanya. “Lea, joni”kataku menjawab dengan berteriak. ”Maafkan aku,,tanpa sadar aku berlari sampai ke sungai dan menemukan benda ini” kata gadis itu dan memperlihatkan isi di dalam peti tersebut. “wah cantik sekali bonekanya” kata Lea. “idih boneka udik kayak gitu di bilang cantik sih.sana buang” sinis joni. “gak mau” kata gadis kecil itu kmudian berlari kembali meninggalkan teman-temannya.
Boneka Maria
Malam harinya gadis itu mengeluarkan isi dari peti tersebut, dan kmudian dia menemuka sbuah sisir yang terukir nama “Maria”. “Mungkin ini boneka milik seorang gadis namanya Maria. Tapi kenapa dia membuang boneka ini?” Kata gadis itu dengan heran. Kemudian dia melihat kertas yang pernah ia lihat, dia terkejut saat dia melihat gambar anak panahnya berubah 180^ ke arah kanan yang mengarah ke hutan yang di datangi tadi.

MISTERI LAGU NINA BOBOK.........

Sekitar tahun 2004 datang keluarga kecil yang pindah dipulau jawa yang berasal dari Jakarta disebuah rumah jawa kuno yang kabarnya dulu pada jaman belanda ada sebuah kelurga kecil yang tinggal dirumah jawa ini dan mempunyai seorang anak perempuan yang bernama nina, karena demam tinggi dan tidak sempat menciptakan lagu serta menyanyikannya untuk nina akhirnya nina meninggal dunia, namun keluarga kecil dari Jakarta tidak begitu percaya pada mitos tersebut.

Ketika sudah sampai dirumah jawa tersebut wina 6tahun anak dari yoga dan vina yang akan menempati rumah jawa tersebut mendengar suara nyanyian Nina Bobok yang dibawakan oleh seorang wanita didalam kamar dengan merdunya, wina lalu menceritakan kepada ibunya yang sedang beres-beres.
“Mama, wina dengar ibu-ibu lagi nyanyi Nina Bobok didalam kamar”
“Apa wina sayang, jangan aneh-aneh lah, mama nggak suka”
“beneran Ma wina dengar”
“Wina, mama mohon jangan ngada-ngada mama lagi sibuk beres-beres, Ya sudah kamu sama papa aja ya”
 
Misteri Lagu Nina Bobok
Lalau wina menghampiri papanya dengan wajah yang ketakutan….
“Papa, wina tadi dengar suara ibu-ibu nyanyi Nina Bobo didalam kamar itu”

Papa nina menjawab dengar tertawa kecil seakan meremehkan perkataan wina tersebut?
“Wina dirumah ini tidak ada siapa-siapa kecuali ada papa, mama, dan wina, kalau wina tidak percaya ayo kita kekamar yang katanya wina ada hantunya”
Lalau wina diajak ayahnya kekamar yang membuat wina ketakutan, pas sudah didepan pintu kamar wina mendengar teriak-teriakan kecil namun papanya tidak mendengarnya, ketika papa wina akan membukanya, nina berusaha untuk mencegahnya.
“Papa jangan dibuka……”

BERJUMPA KERETA KENCA

Kisah nyata ini, dialami oleh seorang pedagang sayuran asal kota Kerawang, Jawa Barat. Pria berbadan kurus yang akrab dipanggi Encing itu, tak menyangka akan mengalami hal aneh dalam hidupnya. Itu semua terjadi, kala Encing akan pergi berjualan.

Bekerja banting tulang sebagai seorang kuli dan seorang pedagang sayuran, harus aku jalani demi menghidupi istri dan kedua putraku yang kala itu masih kecil-kecil.

Terkadang berat harus aku hadapi semua ini. Waktu istirahatku tersita oleh semua pekerjaannku, tetapi walau pun begitu aku tetap bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikanku seorang isteri yang baik, dan juga telah mengkaruniai kami dua orang putra yang sehat dan tampan, yang begitu kami sayangi.
Udara pagi hari itu terasa menggigit dan berangin, walau pun jaket tebal sudah menempel di badanku, tetapi hawa lembab embun pagi masih terasa menusuk-nusuk disetiap lubang pori-pori kulitku.

DIARY TERKUTUK

Suasana siang ini cerah sekali. Terlihat semua murid sedang memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya. Mungkin agar pada saat pelajaran selanjutnya dimulai mereka tidak akan merasa tegang. Banyak murid yang berlalu lalang di depan kelasku dengan bebasnya. Namun tidak denganku.

Hanya karena saat pelajaran pertama aku mendapat masalah, aku jadi harus berdiri di depan kelas sampai jam pulang sekolah nanti. Dan setelah hukuman ini selesai, masih ada satu hukuman lagi yang mengungguku. Dan hukuman itu adalah, membersihkan halaman sekolah. Benar-benar menyebalkan. Padahal masalah yang tadi kan bukan salahku.
“Lucy, maaf ya.” Sesal Rani sambil menatapku. “Kita kan friend. Masa mau ngambek terus?” ia menarik-narik tanganku.
“Temen sih temen. Tapi kalau kena hukuman jangan ngajak-ngajak dong!” jawabku ketus.
“Iya-iya. Maaf deh.” Rani terus menatapku dengan wajah seperti akan menangis hingga membuatku merasa iba. Sahabatku yang satu ini memang tau bagaimana caranya membuatku berhenti marah padanya.
Diary Tekutuk
Saat sekolah sudah terlihat sepi, aku dan Rani masih menyapu di halaman sekolah. Padahal jam di tanganku sudah menunjukkan pukul setengah dua. Tapi sampah di halaman belum habis juga. Huh! Benar-benar menyusahkan.
“Hore! Akhirnya kerjaan kita selesai juga.” Kataku dengan sangat senang setelah melihat halaman yang sejak tadi kami bersihkan telah bersih.

SAHABAT PENUH MISTERI

Anton terduduk lesu dikursi rumahnya, wajahnya yang sudah masam tak mampu lagi memungut gairah senyum yg seperti biasanya dia keluarkan di sore itu. Sambil merebahkan tubuhnya di kursi yang memang biasanya dia tidurkan untuk melepas lelah..dengan menghela nafas panjang dan kepala beralaskan kedua tangannya yang ditekuk tersebut menjadikan khayalan terbang mendekat. Anton samar samar melihat temannya Dhika tengah menyapa dari jarak jauh. Lambaian tangan dhika terasa begitu dekat sehingga antonpun bergegas menghampiri dhika yang sudah menantinya di pintu gerbang rumahnya.” Tumben loe datang kesini dhik ?”, ucap anton sambil mencoba meraih sandal dibalik pintu rumahnya. Anton menyapa dhika dengan gayanya yang khas , " kemana aja sih lo jarang main ketempat gue dhik ? Emang segitu sibuknya ya ampe ngelupain temen? Tanya anton. " Ah bisa aja lo ton, gue adalah.. lagi sering banyak tugas dikantor jadi maklumlah jarang kumpul-kumpul lagi sama temen-temen hehehe." Balas dhika. " Ayo kedalem dulu dhik, udah mau maghrib tau..ntar kalau lama-lama diluar bisa kesambet setan loe hehehe" canda anton. " Biarin aja..kan gw setan nya hahaha..” tawa dhika merenyah. “ ah bisa aja loe dhik, masa ada setan seganteng lo lewat rumah gue ? ntar bakalan cewek cewek sini pada menjerit lihat lo narsis “ imbuh anton.

Kedua sahabat yang sudah lama jarang tegur sapa itupun akhirnya masuk kedalam rumah. “ duduk dulu ya, gue mau ambil air minum buat lo, gue tau elo udah jalan 10 km kan ? hehehe pasti betisnya pada pegel pegel nih “ ucap anton. “ thanks bro, gak usah repot repot kalau ada keluarin aja semua yang ada didalem lemari es lo..hihihi “ dhika mencoba bergurau.” Boleh ,ntar gue keluarin semua isi kulkas gue..tapi elo harus habisin ya ,sanggup gak ? “ canda anton sambil meninggalkan dhika ke dapur.

Sa’at anton sibuk mengambil botol air didalam kulkas terdengar suara jelas didalam kamar mandi , seperti suara orang yang sedang menuangkan air kedalam ember. Anton mencoba menutup pintu kulkas tersebut dan menghampiri pintu kamar mandi. “ setau gue nyokap sama bokap lagi kondangan jauh dan nggak mungkin jam segini udah pulang “ gumam anton sambil berfikir siapa kira kira orang yang ada di dalam kamar mandi. Sambil mendekat dengan pasti dan mencoba untuk mengetuk pintu kamar mandi tangan antonpun segera mengetuk pintu kamar mandi tersebut , namun baru saja akan mendaratkan tangannya ke pintu .mendadak Dhika menyapanya dari belakang. “ ada apaan sih ton ? “ celetuk dhika. Anton kaget bukan kepalang “ ah kamu dhik bikin gue jantungan aja .”imbuhnya. “ lagian ngapain ke kamar mandi mengendap endap gitu udah kaya maling aja “ bilang dhika. “ nggak tau nih kayaknya ada orang di dalam kamar mandi “ terang anton . “ ah bisa aja lo ton..gue aja dari tadi nggak denger apa apa kok !” balas dhika. Anton lalu membuka pintu kamar mandi dan dilihatnya sekeliling kamar mandi tersebut namun sepertinya tidak ada apa-apa. “ tuh kan bener nggak ada siapa siapa “ kata dhika sambil mengajak anton keruang tamu. “ Gue ambil air minum dulu dhik, elo tunggu di ruang tamu ya “ ujar anton. Anton tak habis pikir namun masih terngiang ditelinganya suara gerucuk air yang dituangkan dari sebuah gayung ke dalam ember dari kamar mandi terdengar jelas. “ ah mungkin hayalan aku saja kali ya “ ujar anton sambil membawa botol air yang dingin dari dalam kulkasnya.

GAUN PUTIH BERNODA MERAH

Waktu sudah menunjukan pukul 00.00. namun entah mengapa mataku enggan terpejam. Kubuka kembali tirai jendela kamarku. Remang-remang bulan dan pohon rambutan di depan rumahku menghiasi malam itu. Walaupun begitu sunyi, namun seakan-akan pohon rambutan itu digelayuti mahluk-mahluk putih sambil tersenyum padaku. Segera kutepis bayang-bayang itu. Kututup kembali tirai jendelaku. 

Lalu aku beranjak menuju kamar mandi. Saat itu aku berada di rumah sendiri. Karena ayah, ibu, dan adikku sedang berada di jogja, dirumah nenekku. Niatku untuk buang air kecil, dan mencuci muka mandadak meredup. Seakan-akan saat aku berjalan menuju kamar mandi, dibelakangku aku terperanjak bagaikan seseorang sedang mengamatiku. Betapa kagetnya aku, sesuatu terjatuh dari atas ruang dapur. Berwarna putih bersih, beraroma anggur. Dan dihiasi gambar hati di bagian bawahnya. Seperti gaun putih. Lalu kuambil gaun itu. Indah sekali. Namun lumayan berat. Di bagian bawah, dan di bagian dalam tertulis “Siromana.” Pikirku, mungkin ini adalah nama dari pemilik gaun ini. 

Namun aku berpikir, dari mana gaun ini jatuh? Lalu kubawa gaun tersebut ke kamarku. Ku amati lagi gaun itu. Kutempel-tempelkan ke tubuhku, sambil aku berkaca. Betapa indahnya. Namun aneh, di bagian tengah gaun itu, ada noda berwarna merah. Lalu ku cium noda merah itu. “ acchhrr… berbau anyir dan berbau anggur…” pikirku saat itu. Namun ada niatku untuk memiliki gaun itu. Akan ku cuci keesokan hari. Dan ku pakai pada acara pesta dansa malam Valentine di Villa Deski minggu depan. Pasti aku akan kelihatan cantik jika aku mengenakan gaun itu. Lalu, mataku mulai mengantuk. Dan ku simpan kembali gaun itu ke dalam lemariku. Dan aku beranjak tidur ke atas kasur di kamarku.

VAMPIRE

Akhir-akhir ini berita menyeramkan merebak di lingkungan sekita rumahku. Sudah 8 mayat gadis remaja ditemukan dengan keadaan mengenaskan ditempat yang berbeda. Semua mayat itu mempunyai kesamaan, yaitu luka gigitan yang ditemukan pada leher mereka. Banyak warga mengira ini adalah perbuatan seseorang yang sedang menganut ilmu hitam dan mencari gadis remaja untuk dijadikan tumbal. Berita ini membuat banyak orang takut untuk keluar malam dan lebih memilih untuk berada didalam rumah.

Sejak beberapa hari lalu aku memperhatikannya. Seorang pria dengan postur tubuh tinggi yang sedang mengamati rumahku setiap malam. Sudah tiga hari berturut-turut dia datang ke rumahku, entah apa yang sebenarnya yang dia cari.
Malam yang gelap dengan cahaya bulan yang menyinari pandangan. Dinginnya udara malam terasa menusuk tulangku. Suara jangkrik saling bersahutan dan terdengar seakan memecah kesunyian malam. Di tengah kesunyian malam aku berjalan menyusuri jalan yang gelap untuk menuju rumahku. Namun, betapa terkejutnya aku. Lagi-lagi kulihat pria itu sedang berdiri sambil mengamati rumahku. Dengan perasaan jengkel, aku pun segera menghampirinya.
“Maaf, sepertinya kalau aku lihat kau selalu datang ke rumahku. Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan disini?” tanyaku dengan sangat jengkel. Dia hanya menatapku lalu berpaling kembali. Sekilas, dapat kulihat warna matanya yang cokelat tua dan betapa dinginnya tatapan matanya.

MISTERI NOMOR PRIBADI

Aku memang suka iseng kalau berbicara, tapi untuk yang satu ini ... Tuhan aku sungguh menyesal ...
"Telah terjadi sebuah kecelakaan Bus Pariwisata masuk jurang, di perkirakan 11 orang tewas, 13 orang luka - luka dan 1 orang belum di temukan, saya Ari Kurnia mengabarkan ."
"Hmm, kasian korban yang ilang, aku bantu cari ya ."
Sambil tertawa aku iseng berbicara seperti itu .

Dari kamar terdengar suara Handphone ku berbunyi, waktu aku lihat ...
"Eh malah mati, oya ... batre nya kan abis ."
aku pun kembali ke ruang TV, tiba - tiba ...
"Kriingg ... Kriingg ..."
"Hah, itu kan suara Handphone ku, bukannya tadi mati ."
Aku kaget mendngar suara itu ...
"Hallo ?" (Nomor Pribadi memanggil)
Untuk yang ketiga kalinya aku berkata .
"Hallo ? Hallo ? Idih ganggu waktu aja !" Sautku kesal, akupun mematikan teleponnya, dan handphone nya pun kembali mati .
"Aneh ." Kataku dengan raut wajah bingung .
Malamnya aku bermimpi, aku berjalan, hingga tiba di suatu tempat, aku seperti berdiri di atas tebing yang sangat tinggi .
"Kamu akan terbang, melayang, bukan untuk kembali tapi untuk pergi ."

MELODI KEMATIAN

Sore itu, ketika hujan lebat tengah mengguyur sebagian besar kota Kalingga. Terlihat sebuah mobil mewah berwarna hitam memasuki areal Rumah Sakit Bintang, tampaknya mobil tersebut tengah membawa penumpang yang sedari tadi berkutat dengan rasa khawatir dan panik.
Para suster telah menunggu, stand by dengan sebuah kursi roda yang nampaknya sudah disiapkan untuk diduduki oleh seorang pasien. Dan benar saja, mobil tersebut memuntahkan seorang laki-laki dan wanita muda yang tengah mengalami pendarahan pada kandungannya. Wanita tersebut langsung dirujuk ke ruang bersalin, sementara sang pria yang tak lain adalah suaminya hanya diperbolehkan mengantar sampai di koridor depan tempat bersalin istrinya.
Setelah sekian jam terbunuh, akhirnya penantian berbuah hasil. Susan, wanita yang sejak tadi memperjuangkan hidup dan mati tersebut kini dapat bernafas lega. Buah hati yang selama 9 bulan dikandung dengan penuh perjuangan tersebut akhirnya lahir ke dunia dengan jalan sesar. Ini adalah anak yang ketiga dari hasil perkawinan mereka.
Jodi, yang tak lain adalah nama dari pria itu terlihat masih menunggu. Sudah hampir 3 jam ia menunggu, tapi sama sekali belum mendengar tangisan bayi. Namun dari kejauhan terlihat pria berpostur agak tinggi dengan segera mendekati Jodi.
“Selamat Pak Jodi, anak bapak telah lahir dengan selamat. Tapi...” kata seorang pria berjas putih yang sebagian wajahnya ditutupi masker berwarna hijau.
“Tapi kenapa Dok? Lalu bagaimana keadaan istri saya, apa dia baik-baik saja?” sambut pria itu heran sembari mengernyitkan alis.
“Istri bapak baik-baik saja, ya.. bapak bisa lihat sendiri lah. Terlalu berat untuk saya menyampaikannya kepada bapak, dan bapak pun harus tabah menerima kenyataan ini.” sambung sang dokter tersenyum tipis di balik balutan masker, sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Jodi yang tertegun dengan tanda tanya besarnya.

SAHABAT DARI DUNIA LAIN...

Mempunyai hidup yang berkecukupan bukanlah alasan utama seseorang ataupun suatu keluarga untuk meraih kebahagiaan. Kebahagiaan itu diraih bukan karena harta yang melimpah, tetapi keharmonisan didalam keluarga. Kesibukan orangtua kadangkala menyebabkan anak-anaknya kurang mendapat kasih sayang. Begitu pula dengan kehidupanku, karena kesibukan orangtuaku , kini semua kekayaan orangtuaku tidak akan berarti apa-apa bagiku.

Angin bertiup semilir. Tampak matahari yang memancarkan cahaya oranye nya, kicauan burung masih terdengar, mereka terbang sesuka hatinya, merasakan keindahan alam semesta ini, kini mereka mengepakkan sayap-sayap mereka dan terbangmenuju peraduan. Dan bersamaan dengan itu, diruangan yang cukup besar, berhiaskan dinding yang berwarna hijau, tepat diatas tempat tidur , aku masih membaringkan tubuhku. Aku bingung entah apa yang harus kulakuan saat ini. Aku ingin merasakan kebahagiaan seperti anak-anak burung yang diberi kasih sayang oleh kedua induknya. Sedangkan aku ? Bagaimana dengan kehidupaku? Entahlah, aku hidup seperti tidak mempunyai orangtua. Mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka. Bisnis sana, Bisnis sini.
“ Huhhh,, pasti mereka tidak akan pulang malam ini “ bisikku.
“ Lebih baik aku keluar saja malam ini, mencari udara segarr,, “

Jam terus berputar . Dan kini jarum pendek sudah menunjukkan angka 7, kini senja itu pun mulai hilang.
Kulangkahkan kaki menuju garasi rumahku, jaket hitam dan helm merah sudah terpasang di tempatnya. Tanpa berlama-lama ku nyalakan mesin, dan melajukan motorku dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Tak sadar, dipersimpangan jalan tetap dengan kecepatan yang tinggi, motor ku melaju, dan dari arah berlawanan, sebuah truk besar juga dengan kecepatan tinggi melaju.

THE SIGNS OF THE DREAMS #3 : FIRASAT MIMPI SEORANG ANAK

Malam itu, aku dan ibuku akan pergi ke pasar Banjaran. Entah apa alasan ibuku pergi ke pasar tradisional itu malam-malam begini. Waktu menunjukkan pukul 19.00 dan gerimis membasahi jalanan utama yang gelap. Hanya ada sebuah lampu pijar tergantung pada sebilah bambu di sudut pertigaan jalan.

Seharusnya semua angkutan umum tak ada yang beroperasi. Tak ada mobil yang turun kembali ke kota. Apalagi rumahku itu terletak di kampung. Yang membuatku heran kenapa ibuku menunggu angkot, ratusan meter dari rumahku. Tepatnya di daerah Cidarangdan. Sementara rumah kami berada di Pasir Kadu. Harus melewati satu kampung lain agar mencapai Cidarangdan.

Tiba-tiba sebuah angkutan umum muncul dari arah menuju Banjaran. Sepertinya mau pulang dan itu adalah mobil terakhir.
“Bang, mau ke Banjaran lagi?” tanya ibuku.
“Tidak, Bu. Ini sudah malam. Tidak ada angkot lagi yang beroperasi.” jawab supir itu kemudian pergi meninggalkan kami. Seharusnya kami pulang naik mobil itu, tapi ibuku dan aku tetap diam di pinggir jalan.
Gerimis mulai membesar dan berubah menjadi hujan yang lebat. Tiba-tiba sekelompok pemuda seumuran denganku keluar dari sebuah rumah di belakang kami, mendekati dan menghalangi kami yang ingin berteduh. Ada empat orang laki-laki dan seorang pria yang seperti perempuan. Dilihat dari manapun memang wajahnya seperti lelaki namun rambutnya yang menutupi telinga itu seperti wanita. Mereka semua memakai jas hitam seperti orang kantor yang telah selesai Meeting. Sepertinya mereka adalah orang kaya.
Mereka bukan orang baik-baik. Seorang dari mereka membawa sebotol minuman keras dan nampak dari gerak-geriknya, mereka sedang mabuk. Aku dan ibuku ketakutan. Aku coba bicara baik-baik agar mereka membiarkan kami lewat. Hujan mulai membesar dan membasahi kami semua.

KEJUJURAN

Saat aku berkerja, tiba-tiba aku nerima pesan SMS dari bibiku yang di Jakarta. Gak pake lama aku langsung ngebuka apa isi pesan singkat itu. Soalnya kemaren si bibi udah pernah bilang ke aku kalo bibi mau transfer uang ke rekeningku buat ngebayar sapi yang rencananya mau buat kurban saat idhul adha besok. “jang, bibi udah transfer uang ke rekening kamu..”.(isi dari SMS bibi barusan). “iya bi, nanti coba aku cek ke ATM yah.. emangnya bibi transfer berapa?”.(Balesan SMS ku sama si bibi). Terus beberapa menit kemudian si bibi ngebalas SMS ku, “80juta jang.. nanti kamu bilang ke bapa mu yah, itu buat DP dulu.. kekurangannya nanti kalo bibi pulang”.(Jawab si bibi).

Kebetulan di HP ku ada aplikasi yang bisa buat nge-cek saldo direkening, jadi aku langsung aja nyoba nge-cek saldonya via HP. Selang beberapa proses akhirnya aku dapet konfirmasi dari SMS Banking. Dan ” Haaaahhhh..!!!”,(reflek karena aku saking kagetnya ngeliat jumlah saldo yang ada di rekeningku). “sisa saldo anda saat ini sejumlah: Rp.107.000.000,- “. Badanku serentak gemetar kenceng banget dan keringet dingin ku pun langsung ngalir deres disebagian muka ku setelah aku ngebaca isi SMS Banking itu tadi.
Kejujuran - Cerpen Motivasi
Karena masih belum percaya, aku nyoba ngepastiin sebenernya aku yang salah ngebaca isi SMS Banking tadi atau apa aku yang salah liat yah... akhirnya aku ngebuka SMS Banking itu lagi, dan lebih cermat sambil ngeja digit angka satu per satu dan ternyata emang bener. Ternyata Jumlah saldo yang ada di rekeningku sekarang menjadi 107juta lebih yang tadinya saldo ku yang hanya 3jutaan.
Badanku hampir gak ada henti-hentinya bergetar, di tambah detak jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya dan keringat dingin terus mengguyur seluruh muka ku. “bibi katanya kan cuma transfer 80juta, kok saldo rekeningku jadi banyak banget yaah??? Padahal saldo sebelumnya kan cuma 3jutaan. Berarti kalo bibi transfer 80juta dan saldo ku sebelumnya 3jutaan, harusnya kan saldo sekarang jadi 83jutaan. Kok ini ada saldo 107juta lebih..??”.(itulah ungkapan-ungkapan dalam hatiku saat itu).

KEBANGGAAN DIRI

Hari ini aku benar benar mendapat pelajaran yang berharga tentang prinsip belajarku. Hari demi hari kulewati dengan percuma.. tanpa kemajuan. Teriakan dan omelan guru terasa sering didengar ditelinga. Seperti pagi tadi,tentang nilai ulanganku,tentunya…
Aku merasa takut akan kehadiran bapak dirumah,langkah kaki ku semakin lambat saja. rasa tidak enak di hati,kulewati dengan rasa takut yang mendalam mengingat kemarahan si bapak,emak ditambah lagi ocehan kakak kakakku yang kejam.

Sampailah dipintu depan rumahku. Sepeda bapak memang tidak ada di teras,tiba tiba aku merasakan sesuatu di dalam hati,ya,sudah tiga hari yang lalu bapak dan emak pergi,entah kemana gerangan. Mengingat bunga bunga bertebaran di depan teras telah mengingatkan ku pada orang orang yang mengeluarkan air mata saat mengantar bapak dan emak.
TIDAK, sepeda bapak ada di sana!! Tapi tidak sesuai dugaanku,sepeda itu telah remuk bagai diinjak,gajah. Mesin motor itupun keluar semua, ban sepeda bapak bagai dirobek robek dengan emosi yang amat sangat!!! Sekarang aku hanya bisa melihat sisa sisa baju bapak dan emak di ruang tamu yang habis didapat kemarin. Cairan merah itu masih terdapat dibaju emak dan bapak, meskipun sudah sedikit kering.

Kebanggaan Diri - Cerpen Motivasi Perjuangan
Hari esok pun tiba. aku lupa akan pr matematikaku kemarin.tentu, kemarin aku Cuma meratap kain robek dengan cairan merah itu sampai malam,he he he… alhasil aku dimarahi pak matematika si raja amarah. Namun aku merasa ada yang ganjil…., omongan pak matematika si raja amarah itu malah menyemangatiku.
“hey!!!apa kamu lihat bapak ibumu disana,hah? Apa mereka senang melihat hasilmu seperti ini? Apa mereka senang,hah? Kenapa kamu tidak menjawab……. Bapak ibu mu pasti kecewa melihat kau seperti ini….coba ingat berapa kali mereka mendapat hal yang sama? berapa!!? Berkali kali bukan..”
Memang persis dengan omongan bapak seminggu lalu… hal itu mengingatkan ku pada BAPAK!!! Hati ku merasa kecil,kecil,kecil dan kecil sekali…..

KUN FA YAKUUN

Silau,cahaya matahari menusuk mataku.Terbangunlah aku dari alam bawah sadarku.Hari pagi kusambut dengan senang hati.Saatnya untuk mempersiapkan diri,untuk pergi kesekolah hari ini.

Namaku adalah Melly.Umurku sekitar 14 tahun.Aku masih duduk di bangku kelas III SMP.Setiap hari,aku selalu pergi sekolah naik kendaraan umum yaitu Bus.Aku tak sendiri,biasanya aku ditemani sahabatku yaitu Ani.Aku berangkat dari rumah pukul 06.15 setelah itu aku ke rumah Ani untuk menunggunya dan setelah itu,baru kita pergi bersama untuk menunggu Bus jemputan dari sekolah.

Di kelas,aku mempunyai 2 sahabat lagi selain Ani yaitu Sintan dan Serli.Kami berempat yaitu 3F.3F adalah singkatan dari Familiar Friends Forever,itu adalah nama buatanku,hasil pemikiranku sendiri.Sebelum menjadi 3F,kami adalah 2pr terinspirasi dari 2pm Idol Group yang cukup Famous di Korea Selatan.Entah siapa yang membuat nama itu,katanya sih aku.Tapi aku nggak sadar kapan bikinnya.
 
Biasanya,aku dipanggil Memel oleh Ani,Medel oleh Serli dan Melly oleh Sintan,kalau Sintan sih tetep manggil nama asliku.Terus kalau Ani biasa kupanggil JatTer,Serli kupanggil Seder dan Sintan kupanggil TanTan.

Hari-hari selama di sekolah,selalu kulewati bersama 3F.Saat istirahat,belajar,saat akan menghadapi ulangan,selalu kulewati bersama 3F.Saat suka maupun duka slalu kulewati bersama mereka.3F bagiku adalah segalanya,bagiku adalah TPCH atau Tempat Pembuangan Curahan Hati.Biasanya sih,tempat nongkrong kita di taman sekolah.

MENCARI TAHU PENGETAHUAN

“Jika tidak ingin di anggap bodoh maka berdialoglah”,Kata-kata itu masih terdengar di ke dua kendang telingaku,seakan bertolak dengan dengan apa yang selama ini ku dengar dari orang-orang yang ku anggap Alim di sekitar tempat tinggalku yang sering berkata “Jika engkau tidak tau lebih baik diam karena sesungguhnya diam itu emas”,orang itu berkulit putih bersih dengan gaya bahasanya yang khas seorang ahli pikir boleh juga di sebut Filsuf atau faylasuf mungkin juga beliau adalah seorang kiai masakini.

Kedatanganku kali itu sengaja ingin menimba ilmu darinya,entah ilmu apa yang nantinya akan kupelajari dan kuperoleh darinya,terus saja kusimak apa saja yang diucapkan mulai kata-kata yang biasa kudengar sampai aku benar-benar tak faham dengan pembicaraannya.”Silahkan di minum kopinya”,dalam sela-sela keseriusanku mendengarkan ajaran-ajarannya,”Santai saja”,katanya,kembali ia menerangkan ajarannya yang mungkin ia yakini mampu membawa perubahan besar bagi Negara,”Kawan-kawan Filsuf yang saya banggakan,AR-Razi Adalah Bapak Rasionalisme,Sebagaimana di tuangkan dalam salah satu magnumopusnya,ia mengatakan:”Segala puji bagi Tuhan yang telah memberi kita akal yang dengan itu kita,Inilah anugrah terbaik Tuhan bagi kita,Dengan akal kita bisa melihat segala yang berguna dan merubah hidup menjadi lebih baik,dari potensial menjadi actual.
Mencari Tahu Pengetahuan - Cerpen Motivasi
Jika begitu penting dan mulia,maka kita tidak boleh melecehkan akal .Kita tidak bias menentukannya sebab ia adalah penentu,atau mengendalikannya sebab ia adalah pengendali,atau memerintahanya sebab ia adalah pemerintah,tetapi kita harus merujuk dan bertendensi kepada akal itu sendiri.”demikian dengan jelas ia menerangkan,tapi aku yang sedari tadi menyimak hanya terpukau dengan gaya penyampaian beliau,tanpa banyak tau apa artinya semua itu yang aku tau akal itu sering berbenturan dengan hati, dengan pendapatku sendiri banyak hal yang diprediksi oleh akal namun banyak pula kejadian yang tidak di terima oleh akal,entah mungkin akal itu di bagi-bagi,ada akal sehat dan akal sakit,”Dari apa yang sudah saya paparkan kepada teman-teman tadi,mungkin ada pertanyaan yang ingin di ajukan”,kembali beliau berkata , maksud hatiku bertanya tentang kebingunganku tapi entah mengapa keinginan itu terkunci dalam hatiku seolah mulutku enggan mengeluarkan angin perkataanku,ya biarkan saja aku tetap diam sesuai pengetahuanku.

1 HARI UNTUK 1000 KEBAHAGIAAN

Panas matahari siang ini sebenarnya bisa membuat cucian basah di jemuran menjadi kering dalam sekejap, tapi Pak Arnold tetap tak mau memberi keringanan hukuman padaku dan kedua sahabatku.
“Shannon Grayce!! Tetap berdiri disitu. Jangan manja!” Sahut Pak Arnold ketika aku mencoba bertukar posisi dengan Helen untuk menghindari sengatan matahari.
“Tapi pak, kita capek berdiri disini. Matahari sudah diatas kepala. Nanti kalau kulit kami gosong gimana? Memang bapak bisa membayar perawatan kami di salon mahal?” Sahutku
“SHANNON !! Hukuman kamu bertambah sampai jam pulang sekolah selesai, setelah itu bersihkan kamar mandi dekat perpustakaan. Jangan membantah lagi atau orang tuamu saya panggil menghadap guru BK.” Balas Pak Arnold dengan nada meninggi

Dua jam kemudian bel pulang sekolah berbunyi, kakiku serasa mati. Tapi hukuman ini masih harus ditambah lagi membersihkan kamar mandi dengan bau dan pemandangan mengerikan didepan mataku. Pak Arnold memang keterlaluan, kuku dan kulitku bisa rusak seketika setelah menjalankan hukuman itu. Helen dan Stef malah asyik nongkrong di kantin. Mereka tidak akan mau membantuku, mereka tidak akan rela perawatan mahalnya dirusak dengan “polusi kamar mandi”.
1 Hari Untuk 1000 Kebahagiaan
Aku berjalan melewati koridor menuju kelas XI IPA 5 untuk membereskan tas dan bukuku. Tiba-tiba seseorang menabrakku, gadis berparas cantik , anggun, pandai dan menjadi kebanggaan semua guru di sekolah ini. Tapi tidak untukku, dia adalah gadis yang paling menyebalkan diseluruh dunia dan selalu merebut apapun yang kuinginkan. Sebut saja namanya Denia, gadis asli Jawa dengan lesung pipit di pipi kiri dan kanannya.

SAVE OUR EARTH, PLEASE

Lelah, pusing, lemas.. Itu semua yang aku rasakan hari ini. Memang semenjak 2 hari yang lalu aku tidak enak badan. Entah mengapa itu ku rasakan.
“Zahra, ayo pulang. Udah bel pulang dari tadi kok masih di kelas saja.” Ajak Indra yang masuk ke kelasku.
“Aku capek banget nih, nggak kuat mau pulang.”
“Lhoh kamu tuh gimana, terus motor kamu mau di taruh mana?” Indra kaget dan segera duduk disampingku.
“Anterin pulang.” Aku merengek seperti anak kecil.
“Aku?? Suruh nganterin kamu? Ogah ah, mending pulang sekarang aku-nya.” Indra berdiri dari kursinya tadi.
“Ndra, tunggu. Aku beneran nggak enak badan. Katanya sahabat? Tolong, kali ini aja.”
“Kamu beneran sakit Ra? Ya udah, aku anter pulang. Motor kamu titipin aja dulu ke penjaga sekolah, tapi kuncinya kamu bawa.”
“Oke.”
Aku dan Indra memang bersahabat sejak kecil, dari SD sampai kami duduk di bangku kelas 2 SMA ini, kami selalu satu sekolah.
Cerpen Motivasi - Save Our Earth, Please
Setelah aku diantar Indra menitipkan motor ke penjaga sekolah, aku diantar pulang olehnya. Tetapi sebelum pulang aku mengajak Indra untuk pergi ke taman yang dulu waktu kami kecil, kami sering bermain ke taman itu. Setelah aku diboncengkan Indra beberapa saat, kami pun sampai di taman itu.
“Ngapain sih Ra, mampir kesini segala. Kamu kan sakit?”
“Iya, Ndra, aku tahu. Sebentar aja, ya. Aku pengen duduk di bawah pohon ini sebentar. Ayo sini duduk, Ndra.” Aku pun bersandar di bawah pohon itu.